Jumat, 06 November 2009

kosin

http://sgstb.msn.com/i/C1/D1D5AA3678914B7B653D284B381C8.jpg
http://2qman.blogdetik.com/files/2009/09/timnas-indonesia1.jpg

KEPADA SEORANG AYAH YANG BERBAHAGIA

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu

DeKalb, June 10, 1999

Jumat, 23 Oktober 2009

Sabtu, 10 Oktober 2009

Rabu, 07 Oktober 2009

Letih

August 7th, 2009

Letih… ku berdiri di bawah terik mentari
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali

Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir

Realistis

July 26th, 2009

Puisi satu ini sebenarnya Kenzt tulis tidak lama setelah Kenzt membuat posting tentang matinya inspirasi untuk membuat puisi dalam pos berjudul Membaca dan Menulis Puisi, lebih tepatnya setelah Kenzt menulis puisi berjudul ‘Senantiasa’. Satu dan lain alasan, sengaja penayangan puisi ini Kenzt mendurkan 2 hari setelah keduanya tersebut.

Selamat menikmati!